Senin, 13 Agustus 2012

Download skripsi gratis,thesis ,disertasi,jurnal ilmiah dan makalah gratis


Berikut ini adalah link untuk men-download skripsi gratis,thesis ,disertasi,jurnal ilmiah dan makalah gratis, e-journal, tesis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. File-file tersebut dalam format doc (word) dan pdf yang bisa di download secara gratis (cuma-cuma) tanpa perlu membeli atau membayar.

Umumnya file skripsi,thesis ,disertasi,jurnal ilmiah dan makalah gratis, e-journal bebas di download.dan tersedia dalam berbagai disiplin ilmu yang ada di perguruan tinggi.


1. Jurnal, skripsi,tesis,disertasi dan makalah dalam bahasa Indonesia dan Inggris
http://www.jurnal.lipi.go.id/
http://tesis.pdii.lipi.go.id/
http://tesis.pdii.lipi.go.id/tesis.cgi?daftar

2. Jurnal, ebook, text book, ejournal, course material, thesis berbahasa Inggris
http://www.nap.edu
http://ocw.mit.edu/OcwWeb/web/home/home/index.htm
http://journal-indexes.uwaterloo.ca/
http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/
http://etheses.nottingham.ac.uk/
http://lib.tkk.fi/Diss/
http://www.library.umaine.edu/theses/

Senin, 07 Mei 2012

Bima (tokoh Mahabharata)




Nama:
Bima
Nama lain:
Werkodara; Bhimasena;
Bayusuta; Bharatasena;
Blawa, dan lain-lain.
Aksara Dewanagari:
भीम; भीमसेन
Ejaan Sanskerta:
Bhīma; Bhīmaséna

Muncul dalam kitab:
Asal:
Kediaman:
Hastinapura, lalu pindah ke Indraprastha
Profesi:
Kesatria; juru masak
Senjata:
Gada Rujapala
Dinasti:
Kuru
Pasangan:
Dropadi, Hidimbi, Walandara
Anak:
Gatotkaca, Sutasoma, Sarwaga, Antareja, Antasena
Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.

Arti nama
Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.
Kelahiran
Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.
Masa muda
Pada masa kanak-kanak Pandawa dan Kurawa, kekuatan Bima tidak ada tandingannya di antara anak-anak sebayanya. Kekuatan tersebut sering dipakai untuk menjahili para sepupunya, yaitu Korawa. Salah satu Korawa yaitu Duryodana, menjadi sangat benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian tersebut tumbuh subur sehingga Duryodana berniat untuk membunuh Bima.
Pada suatu hari ketika para Kurawa serta Pandawa pergi bertamasya di daerah sungai Gangga, Suyudana menyuguhkan makanan dan minuman kepada Bima, yang sebelumnya telah dicampur dengan racun. Karena Bima tidak senang mencurigai seseorang, ia memakan makanan yang diberikan oleh Duryodana. Tak lama kemudian, Bima pingsan. Lalu tubuhnya diikat kuat-kuat oleh Duryodana dengan menggunakan tanaman menjalar, setelah itu dihanyutkan ke sungai Gangga dengan rakit. Saat rakit yang membawa Bima sampai di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk badan Bima. Ajaibnya, bisa ular tersebut berubah menjadi penangkal bagi racun yang dimakan Bima. Ketika sadar, Bima langsung melepaskan ikatan tanaman menjalar yang melilit tubuhnya, lalu ia membunuh ular-ular yang menggigit badannya. Beberapa ular menyelamatkan diri untuk menemui rajanya, yaitu Antaboga.
Saat Antaboga mendengar kabar bahwa putera Pandu yang bernama Bima telah membunuh anak buahnya, ia segera menyambut Bima dan memberinya minuman ilahi. Minuman tersebut diminum beberapa mangkuk oleh Bima, sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat. Bima tinggal di istana Naga Basuki selama delapan hari, dan setelah itu ia pulang. Saat Bima pulang, Duryodana kesal karena orang yang dibencinya masih hidup. Ketika para [Pandawa] menyadari bahwa kebencian dalam hati Duryodana mulai bertunas, mereka mulai berhati-hati.
Pendidikan
Pada usia remaja, Bima dan saudara-saudaranya dididik dan dilatih dalam bidang militer oleh Drona. Dalam mempelajari senjata, Bima lebih memusatkan perhatiannya untuk menguasai ilmu menggunakan gada, seperti Duryodana. Mereka berdua menjadi murid Baladewa, yaitu saudara Kresna yang sangat mahir dalam menggunakan senjata gada. Dibandingkan dengan Bima, Baladewa lebih menyayangi Duryodana, dan Duryodana juga setia kepada Baladewa.
Peristiwa di Waranawata
Ketika Bima beserta ibu dan saudara-saudaranya berlibur di Waranawata, ia dan Yudistira sadar bahwa rumah penginapan yang disediakan untuk mereka, telah dirancang untuk membunuh mereka serta ibu mereka. Pesuruh Duryodana, yaitu Purocana, telah membangun rumah tersebut sedemikian rupa dengan bahan seperti lilin sehingga cepat terbakar. Bima hendak segera pergi, namun atas saran Yudistira mereka tinggal di sana selama beberapa bulan.
Pada suatu malam, Dewi Kunti mengadakan pesta dan seorang wanita yang dekat dengan Purocana turut hadir di pesta itu bersama dengan kelima orang puteranya. Ketika Purocana beserta wanita dan kelima anaknya tersebut tertidur lelap karena makanan yang disuguhkan oleh Kunti, Bima segera menyuruh agar ibu dan saudara-saudaranya melarikan diri dengan melewati terowongan yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian, Bima mulai membakar rumah lilin yang ditinggalkan mereka. Oleh karena ibu dan saudara-saudaranya merasa mengantuk dan lelah, Bima membawa mereka sekaligus dengan kekuatannya yang dahsyat. Kunti digendong di punggungnya, Nakula dan Sadewa berada di pahanya, sedangkan Yudistira dan Arjuna berada di lengannya.
Ketika keluar dari ujung terowongan, Bima dan saudaranya tiba di sungai Gangga. Di sana mereka diantar menyeberangi sungai oleh pesuruh Widura, yaitu menteri Hastinapura yang mengkhwatirkan keadaan mereka. Setelah menyeberangi sungai Gangga, mereka melewati Sidawata sampai Hidimbawana. Dalam perjalanan tersebut, Bima memikul semua saudaranya dan ibunya melewati jarak kurang lebih tujuh puluh dua mil.
Peristiwa di Hidimbawana
Di Hidimbawana, Bima bertemu dengan Hidimbi/Arimbi yang jatuh cinta dengannya. Kakak Hidimbi yang bernama Hidimba, menjadi marah karena Hidimbi telah jatuh cinta dengan seseorang yang seharusnya menjadi santapan mereka. Kemudian Bima dan Hidimba berkelahi. Dalam perkelahian tersebut, Bima memenangkan pertarungan dan berhasil membunuh Hidimba dengan tangannya sendiri. Lalu, Bima menikah dengan Hidimbi. Dari perkawinan mereka, lahirlah seorang putera yang diberi nama Gatotkaca. Bima dan keluarganya tinggal selama beberapa bulan bersama dengan Hidimbi dan Gatotkaca, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan. Bima juga mempunyai anak dari Dropadi bernama Sutasoma, sedangkan anak dari pernikahannya dengan Putri Balandhara dari Kerajaan Kashi adalah Sarwaga. Semua anak Bima gugur dalam Perang di Kurukshetra.
Pembunuh Raksasa Baka
Setelah melewati Hidimbawana, Bima dan saudara-saudaranya beserta ibunya tiba disebuah kota yang bernama Ekacakra. Di sana mereka menumpang di rumah keluarga brahmana. Pada suatu hari ketika Bima dan ibunya sedang sendiri, sementara keempat Pandawa lainnya pergi mengemis, brahmana pemilik rumah memberitahu mereka bahwa seorang raksasa yang bernama Bakasura meneror kota Ekacakra. Atas permohonan penduduk desa, raksasa tersebut berhenti mengganggu kota, namun sebaliknya seluruh penduduk kota diharuskan untuk mempersembahkan makanan yang enak serta seorang manusia setiap minggunya. Kini, keluarga brahmana yang menyediakan tempat tinggal bagi mereka yang mendapat giliran untuk mempersembahkan salah seorang keluarganya. Merasa berhutang budi dengan kebaikan hati keluarga brahmana tersebut, Kunti berkata bahwa ia akan menyerahkan Bima yang nantinya akan membunuh raksasa Baka. Mulanya Yudistira sangsi, namun akhirnya ia setuju.
Pada hari yang telah ditentukan, Bima membawa segerobak makanan ke gua Bakasura. Di sana ia menghabiskan makanan yang seharusnya dipersembahkan kepada sang raksasa. Setelah itu, Bima memanggil-manggil raksasa tersebut untuk berduel dengannya. Bakasura yang merasa dihina, marah lalu menerjang Bima. Seketika terjadilah pertarungan sengit. Setelah pertempuran berlangsung lama, Bima meremukkan tubuh Bakasura seperti memotong sebatang tebu. Lalu ia menyeret tubuh Bakasura sampai di pintu gerbang Ekacakra. Atas pertolongan dari Bima, kota Ekacakra tenang kembali. Ia tinggal di sana selama beberapa lama, sampai akhirnya Pandawa memutuskan untuk pergi ke Kampilya, ibukota Kerajaan Panchala, karena mendengar cerita mengenai Dropadi dari seorang brahmana.
Bima dalam Bharatayuddha
Dalam perang di Kurukshetra, Bima berperan sebagai komandan tentara Pandawa. Ia berperang dengan menggunakan senjata gadanya yang sangat mengerikan.
Pada hari terakhir Bharatayuddha, Bima berkelahi melawan Duryodana dengan menggunakan senjata gada. Pertarungan berlangsung dengan sengit dan lama, sampai akhirnya Kresna mengingatkan Bima bahwa ia telah bersumpah akan mematahkan paha Duryodana. Seketika Bima mengayunkan gadanya ke arah paha Duryodana. Setelah pahanya diremukkan, Duryodana jatuh ke tanah, dan beberapa lama kemudian ia mati. Baladewa marah hingga ingin membunuh Bima, namun ditenangkan Kresna karena Bima hanya ingin menjalankan sumpahnya.
Bima dalam pewayangan Jawa
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/30/Bima-kl.jpg/240px-Bima-kl.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.20wmf1/common/images/magnify-clip.png
Bima sebagai tokoh wayang Jawa.
Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno, pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima. Nama Sukarno sendiri berasal dari nama Karna, panglima yang memihak Kaurawa.
Sifat
Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan bahasa krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada, serta memiliki berbagai macam senjata, antara lain: Kuku Pancakenaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antara lain: Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuglindhu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak Pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau Kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
Istri dan keturunan
Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah Indraprastha. Ia mempunyai tiga orang isteri dan 3 orang anak, yaitu:
  1. Dewi Nagagini, berputera (mempunyai putera bernama) Arya Anantareja,
  2. Dewi Arimbi, berputera Raden Gatotkaca dan
  3. Dewi Urangayu, berputera Arya Anantasena.
Menurut versi Banyumas, Bima mempunyai satu istri lagi, yaitu Dewi Rekatawati, berputera Srenggini.
Nama lain
  • Bratasena
  • Balawa
  • Birawa
  • Dandungwacana
  • Nagata
  • Kusumayuda
  • Kowara
  • Bima
  • Pandusiwi
  • Bayusuta
  • Sena
  • Wijasena
  • Jagal Abilawa

Kamis, 19 April 2012

rpp


Model Perangkat RPP Penjasorkes SMA KELAS X
BOLA BASKET





Satuan Pendidikan                :  SMA

Mata Pelajaran                 :  Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Kelas/Semester                      :  X/ 1

Materi Pembelajaran            :  Teknik Bola Basket

Alokasi Waktu                       :  2 x 45 menit (1 Pertemuan)     

  


I.    Standar Kompetensi  : 
Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

II.   Kompetensi Dasar   :  
Mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar  serta nilai kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat, dan percaya diri.


III.  Indikator
Kognitif
1. Menjelaskan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar passing bola basket secara berpasangan dan kelompok.
2. Menjelaskan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar dribble bola basket secara individu, berpasangan dan kelompok.
              
Psikomotor
1. Mempraktekkan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar passing bola basket secara berpasangan dan berkelompok.
2. Mempraktekkan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar dribble bola basket secara individu.

 Afektif
Perilaku Berkarakter
Bergiliran dan berbagi.           
Keterampilan Sosial
Kerjasama, membantu teman yang belum bisa.                            
IV.  Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1.      Siswa mampu meyebutkan teknik dasar dalam bola basket dan 3 dari jawaban tersebut benar.
2.      Tanpa melihat buku, siswa dapat menjelaskan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar passing bola basket.
3.      Tanpa melihat buku, siswa dapat menjelaskan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar dribble bola basket

Psikomotor
1. Siswa dapat melakukan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar passing bola basket secara berpasangan dan berkelompok selama 15 menit.
2. Siswa dapat melakukan posisi badan, kaki dan tangan saat melakukan teknik dasar dribble bola basket secara individu secara 15 menit.

Afektif
Perilaku Berkarakter
1. Siswa dapat melakukan teknik passing dan drible secara bergiliran dan berbagi dalam waktu 30 menit.
Keterampilan Sosial
1. Dalam melakukan teknik passing dan drible, siswa menunjukkan sikap kerjasama dengan teman dalam waktu 30 menit.
2. Dalam melakukan teknik passing dan drible, siswa menunjukkan sikap saling membantu teman yang belum bisa.
        
V.  Model dan Metode Pembelajaran:
1. Model          : Model Pembelajaran Kooperatif (MPK).
2. Metode        : Presentasi, demonstrasi, diskusi, pemberian tugas, evaluasi dan memberikan penghargaan

VI. Bahan:
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMA Kelas X.   Erlangga. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.
Tim MGMP Penjas dan Olahraga SMA Surabaya. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

VII.  Sarana dan Alat:  Lapangan bola basket, bola basket, peluit, stopwatch.

VIII.  Proses Belajar Mengajar
Langkah – langkah pembelajaran.
Pendahuluan (± 20 menit)
1.      Guru memimpin berdo’a dan presensi.
2.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi bola basket.
3.      Guru memotivasi siswa dengan menyeruh siswa menyebutkan pemain basket Nasional maupun dunia, dan menyuruh untuk menceritakan prestasi yang pernah diraih. Dari cerita tersebut diharapkan para siswa mempunyai motivasi untuk mempelajari teknik dasar bola basket.
4.      Siswa melakukan pemanasan dengan permainan kecil.
Mencari Kelompok

             


                                                             Guru

Cara Bermain:
  • Guru menyuruh siswa menyebar ke lapangan bola basket.
  • Guru menyuruh siswa melakukan gerakan, misalnya angkat paha, lompat dan lain-lain.
  • Guru kemudian menyebutkan angka, misalnya lima maka siswa harus membentuk    kelompok dengan jumlah 5 siswa.
  • Bagi siswa yang tidak sesuai intruksi akan mendapat hukuman.
  • Guru memberi intruksi gerakan sesuai siswa sudah maksimal melakukan gerak pemanasan.

Inti (± 55)
Penggalan 1
a.       Guru menjelaskan dan medemonstrasikan cara memegang bola basket.
                                                                             Cara memegang bola basket :
1)      kedua telapak tangan menyentuh bola.
2)      Jari-jari tangan membentuk huruf L,yaitu ibu jari tidak lengket dengan keempat jari yang lain.

b.      Guru menjelaskan cara passing bola basket menggunakkan dua tangan (chest pass) dan mendemonstrasikannya dengan dibantu oleh salah satu siswa.






           
Langkah-langkah gerakan chest pass:
  1. Pertama berdiri dengan salah satu kaki maju kedepan (kaki kanan) maju kedepan.
  2. Tangan memegang bola tepat berada di depan dada.
  3. Dorong bola maju kedepan.
  4. Siku tangan mengikuti laju bola.
c.       Guru menyuruh siswa membentuk 6 kelompok untuk mempraktekkan teknik chest pass sambil diskusi dengan kelompoknya dan memastikan kerjasama antar teman.
d.      Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat melakukan teknik chest pass and siswa diharapkan dapat membantu teman yang belum bisa.
Penggalan 2
a.       Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik passing bola basket dengan cara lemparan bawah (bounce pass) dan lemparan atas kepala (overhead pass).








 












                                                                                                     

Bounce Pass                                       Overhead Pass
            Langkah gerakan bounce pass :
  1. Tangan memegang bola basket dengan posisi chest pass.
  2. Mendorong bola kebawah diperkirakan sampai ke teman atau bisa melewati lawan.
Langkah-langkah overhead pass :
1.      Tangan memegang bola basket dengan posisi biasa.
2.      Kemudian mengangkat tangan yang memegang bola basket samapi di atas kepala.
3.      Mendorong tangan maju kedepan atau seperti melempar.

b.      Guru menyuruh siswa mempraktekkan teknik bounce pass dan overhead pass bersama kelompoknya dengan bergiliran dan berbagi.
c.       Guru memonitoring dan mengamati siswa dalam melakukan praktek gerak serta \ memberi umpan balik.

Penggalan 3
a.       Guru menjelaskan teknik dribble bola basket.
b.      Guru mendemonstrasikan teknik dribble bola basket.
Langkah-langkah dribble :
1.      Tangan membawa bola basket.
2.      Bawa bola dengan salah satu tangan (tangan kanan) kemudian dorong kebawah/ lantai lapangan bola basket.
3.      Setelah bola memantul ke atas dorong lagi kebawah dan begitu seterusnya.

c.       Guru menyuruh siswa untuk melakukan teknik dribble bola basket secara individu yang dilakukan dengan bergiliran dan berbagi natar teman.
d.      Guru memonitoring siswa memberi umpan balik segera pada siswa ynag melakukan teknik yang belum benar.

Penutup (± 15 menit)
1.      Guru memberikan colling down berpasangan dengan teman dan memberikan refleksi dengan cara berbaris kemudian memijat pundak teman yang didepannya.
2.      Guru memberikan evaluasi secara keseluruhan tentang teknik passing dan dribble
3.      Guru memberi penghargaan pada siswa yang mampu melakukan teknik passing dan dribble secara benar.

IX.  Penilaian Hasil Belajar
1.      kognitif
2.      afektif
3.      psikomotor
X. Sumber Pembelajaran
1.  Muhajir. 2002. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.
2.  Media bola basket : Gambar tentang teknik  passing dan dribble dan video bola basket.